KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panatkan kehadirat Allah Swt. Yang telah memberikan kemudahan
kepada penulis, sehingga dapat menyelseikan makalah yang berjudul “Konsep dan Teori Berbicara”.
Sholawat
dan salam semoga tercurahkan kepada pahlawan revolusi Islam yang telah membawa
umat manusia dari kegelapan kepada cahaya yang terang benderang yakni baginda
Nabi Muhammad Saw.
Adapun
tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat mata
kuliah Bahasa Indonesia. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu, penulis mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini
masih terdapat kesalahan-kesalahan yang merupakan akibat dari kelemahan penulis
semata.
Ciamis, 10
Maret 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA
PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR
ISI ........................................................................................................ ii
BAB
I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar
Belakang Masalah.................................................................. 1
1.2 Rumusan
Masalah .......................................................................... 1
1.3 Tujuan
Penulisan ............................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... .... 2
2.1 Hakikat
Berbicara .......................................................................... 2
2.2 Tujuan
Berbicara ............................................................................ 3
2.3 Fungsi
Berbicara ............................................................................ 5
2.4 Teori
Berbicara ............................................................................... 6
BAB
III PENUTUP 9
3.1 Kesimpulan
.................................................................................... 9
DAFTAR
PUSTAKA ..................................................................................... .. 10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kemampuan
berbicara merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang perlu dimiliki oleh
seseorang, karena berbicara merupakan alat komunikasi yang sangat vital.
Kemampuan berbicara sesorang akan menentukan kesuksesan kariernya.
Terkadang berbicara menjadi sebuah alat
yang sangat ampuh untuk menyatukan kelompok-kelompok sosial. Akan tetapi dilain
pihak, berbicara dapat pula menjadi sebuah
pemecah belah, yang dapat mempersoalkan segala perbedaan-perbedaan yang
terjadi, pada setiap pandangan pemikiran yang dimilki oloeh setiap kelompok.
Dengan demikian, berbicara akan menumbuhkan rasa kasih sayang dan cinta serta
perdamaian pada diri seseorang. Dan berbicara dapat pula menjadi sebuah
penyebab kebenciannya seseorang sehingga menyebabkan suatu permasalahan yang
sangat rumit, semua itu tergantung dengan situasi dan kondisi.
1.2
Rumusan
Masalah
1. Apakah
hakikat berbicara itu?
2. Apakah
tujuan-tujuan berbicara itu?
3. Apa
fungsi-fungsi berbicara?
1.3
Tujuan
Penulisan
1. Untuk
mengetahui hakikat berbicara
2. Untuk
mengetahui tujuan-tujuan bebicara
3. Untuk
mengetahui fungsi-fungsi berbicara
4. Untuk
mengetahui teori-teori berbicara
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hakikat Berbicara
Berbicara adalah
kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi
atau mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan,
menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Pendengar menerima informasi
melalui rangkaian nada, tekanana, dan penempatan. Jika komunikasi berlangsung
tatap muka, ditambah lagi dengan gerak tangan dan air muka (mimik)
pembicara.(Dra. Maidar , dkk.1986:2.2)
Berbicara adalah
kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan, menyatakan atau menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Sebagai batasan dari
batasan ini dapat kita katakan bahwa
berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dan
yang kelihatan (visible) yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot
tubuh manusia demi maksud dan tujuan gagasan-gagasan atau ide-ide yang
dikombinasikan.(Tarigan, 2008:16)
Dengan demikian, ada
dua hal penting dalam proses terjadinya bicara, yaitu proses sensoris dan
motoris. Aspek sensoris meliputi: pendengaran, penglihatan, dan rasa raba yang
berfungsi untuk memahami apa yang didengar, dilihat dan dirasa. Aspek motorik,
yaitu: mengatur laring, alat-alat untuk artikulasi, dan laring yang bertanggung
jawab untuk pengeluaran suara. Jadi, untuk proses bicara diperlukan
koordinasi sistem saraf motoris dan sensoris.
Adapun pengertian
berbicara secara lebih luas lagi yaitu suatu bentuk prilaku manusia yang
memanfaatkan fakto-faktor fisik, psikologis, neurologis, semantik, dan
linguistik.( Tarigan,2008:16)
Dari pengertian diatas,
jelas sekali bahwa dalam berbicara
seseorang memanfaatkan empat faktor, yaitu;
1. Faktor
fisik, yaitu alat ucap untuk
menghasilkan bunyi bahasa. dengan demikian, faktor fisik yang digunakan untuk
berbicara yaitu mulut.
2. Faktor
psikologis, yaitu memberikan andil yang cukup besar terhadap kelancaran
berbicara.
3. Faktor neuroogis, yaitu jaringan syaraf yang
menghubungkan otak kecil dengan mulut, telinga, dan organ tubuh lainnya yang
ikut dalam aktifitas berbicara.
4. Faktor
semantik, yaitu yang berhubungan dengan makna.
5. Faktor
linguistik yaitu yang berkaitan dengan struktur bahasa yang selalu berperan
dalam kegiatan berbicara.
Oleh karena itulah
berbicara merupakan suatu alat yang sangat penting bagi kontrol sosial, karena
berbicar tidak hanya sekedar pengucapan bunyi atau kata-kata. Melainkan suatu
alat untuk mengomunkasikan gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau penyimak.
2.2 Tujuan Berbicara
Tujuan
utama dari berbicara adalah untuk berkomunikasi agar dapat menyampaikan pikiran
secara efektif, supaya si pendengar dapat memahami segala sesuatu yang
ingin disampaikan oleh si pembicara.
Menurt Ochs and Winker (dalam Tarigan, 2008:17), pada dasarnya, berbicara mencakup
tiga tujuan umum, yaitu: memberitahukan dan melaporkan (to inform); menjamu dan menghibur (to entertaint); membujuk,
mengajak, mendesak, dan meyakinkan (to persuade). Gabungan atau campuran dari maksud-maksud
itupun mungkin saja terjadi, misalnya suatu pembicaraan mungkin saja merupakan
gabungan dari melaporkan dan menjamu begitu pula mungkin sekaligus menghibur
dan meyakinkan.
Adapun
pengertian lebih rinci dari tujuan yang telah disebutkan di atas yaitu:
1. Memberitahukan
dan melaporkan ( to inform)
Bebicara
dengan tujuan ini, biasanya bersuasana serius, tertib, dan hening. Soalnya,
pesan yang dibicarakan merupakan pusat perhatian, baik pembicara maupun
pendengar. Dalam hal ini, pembicara harus berusaha berbicara dengan jelas, sistematis, dan tepat
mengenai isi pembicaraan yang akan disampaikan, agar apa yang akan di
sampaikan terjaga keakurtannya.
Pendengarpun biasanya berusaha menangkap isi dari informasi yang di sampaikan
dengan penuh kesungguhan. Contoh nya yaitu: penjelasan seorang Polisi mengenai
konflik yang sedang terjadi ke khalayak umum, penjelasan seorang Presiden
mengenai kenaikan BBM.
2. Menjamu
dan Menghibur (to entertaint)
Berbicara
dengan tujuan menghibur biasanya bersuasana santai, rileks, dan kocak. Soal pesan yang di
sampaikan bukanlah tujuan utama. Akan tetapi, seorang
pembicara berusaha berbicara agar mampu membuat pendengarnya senang gembira,
dan bersuka ria dengan apa yang pembicara sampaikan. Contoh berbicara menghibur
ini antara lain: lawakan, guyonan dalam ludruk, srimulat, cerita Kabayan,
cerita Abu Nawas, dll.
3.
Membujuk, Mengajak,dan Mendesak, (to persuade)
Berbicara dengan tujuan
ini, biasanya bersuasana serius, kadang-kadang terasa kaku, karena pembicara
mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari pendengarnya. Si pembicara biasanya
memberikan masukan atau motivasi kepada pendengar dengan dilandasi kasih
sayang, kebutuhan, harapan, serta memberikan inspirasi agar pendengar mampu
melakukan segala apa yang disampaikan pembicara. Contohnya yaitu: Nasehat
seorang Pemimmpin perusahaan kepada Karyawan-karyawannya, agar mereka mampu
meningkatkan pendapatan Perusahaan lebih tinggi. Serta nasehat seorang Guru
kepada Siswanya yang malas mengerjakan tugas.
4.
Meyakinkan
Berbicara meyakinkan
bertujuan meyakinkan pendengarnya. Pembicara berusaha mengubah sikap
pendengarnya dari tidak setuju menjadi setuju, dari tidak simpati menjadi
simpati, dan sebagainya. Dalam pembicaraan itu, pembicara harus melandaskan
pembicaraannya kepada argumentasi yang nalar, logis, masuk akal, dan dapat
dipertanggung jawabkan dari segala segi. Contohnya: pidato seorang caleg kepada
masyarakat tertentu, agar masyarakat dapat memilihnya sebagai anggota
legislatif.
2.3 Fungsi Berbicara
Fungsi
umumm berbicara adalah sebagai alat komunikasi sosial. Berbicara erat kaitannya
dengan kehidupan manusia, dan setiap manusia menjadi anggota masyarakat.
Aktivitas sebagai anggota masyarakat sangat tergantung pada penggunaan tutur
kata masyarakat setempat. Gagasan, ide, pemikiran, harapan dan keinginan
disampaikan dengan berbicara. Aksi manusia dalam kelompok masyarakat tergantung
pada tutur kata yang digunakan, karena keselamatan orang itu ada pada
pembicaraannya.
Adapun
menurut Halliday dan Brown (dalam Tarigan, 2008:12-15), fungsi berbicara dapat
dikelompokan menjadi tujuh, yaitu:
1. Fungsi
instrumental, yaitu bertindak untuk menggerakan serta memanipulasikan lingkungan,
menyebabkan peristiwa-peristiwa tertentu terjadi. Dengan fungsi ini, bahasa
yang diucapkan menimbulkan suatu kondisi khusus. Sebagai contoh fungsi ini
adalah, ketika seorang atasan memberikan nasiha-nasihat, perintah-perintah,
serta larangan-larangan kepada bawahannya.
2. Fungsi
regulasi atau pengaturan, yaitu pengawasan kepada peristiwa-peristiwa. melalui
ini, berbicara difungsikan untuk persetujuan, celaan, pengawasan kelakuan.
Sebagai contoh, adalah keputusan seorang pengusaha yang memecat karyawannya,
karena sering terlambat datang.
3. Fungsi
representasional merupakan penggunaan bahasa untuk membuat pernyataan-pernyataan,
menyampaikan fakta dan pengetahuan, menjelaskan, melaporkan, dan
menggambarkan.sebagai contoh, seorang Penyiar yang menyampaikan berita gunung
meletus. Seorang Guru yang mendeskripsikan tentang suatu benda kepada
murid-muridnya.
4. Fungsi
intraksional merupakan penggunaan bahasa untuk menjamin pemeliharaan sosial.
Fungsi ini untuk menjaga agar saluran-saluran komunikasi tetap terbuka. Sebagai
contoh, seorang Guru yang memberikan permainan, agar Siswanya tidak merasa
bosan dengan pelajaran yang disampaikan.
5. Fungsi
personal merupakan penggunaan bahasa untuk menyatakan perasaan, emosi, kepribadian, dan reaksi-reaksi
yang terkandung dalam benaknya. Sebagai contoh, Orang tua yang memarhi Anaknya karena
tidak melaksanakan pekerjaan Rumah dengan baik.
6. Fungsi
heuristik merupakan penggunaan bahasa untuk mendapatkan pengetahuan,
mempelajari lingkungan. Fungsi ini sering disampaikan dalam
pertanyaan-pertanyaan. Sebagai contoh, seorang mahasiswa yang bertanya kepada
dosennya tenteang hal yang belum dipahami ketika dosen sedang menerangkan.
7. Fungsi
nimajinatif merupakan penggunaan bahasa untuk menciptakan sistem-sistem atu
gagasan-gagasan imajiner. Sebagai contoh, seorang Ibu yang mendongeng kepada
Anaknya, tentang cerita Sangkuriang atau Malinkundang.
2.4 Teori Berbicara
Teori Berbicara
Komunikatif
Seseorang dikatakan
terampil berbicara apabila ia memiliki kompetensi komunikatif. Hymes mengajukan
sebuah gagasan kompetensi komunikatif sebagai alternatif terhadap kompetensi
linguistik Chomsky. Kompetensi komunikatif mencakup kompetensi linguistik
tetapi juga mencakup sejumlah keterampilan sosiolinguistik dan percakapan
lainnya yang memungkinkan pembicara untuk mengetahui bagaimana cara mengatakan
apa kepada siapa, dan kapan.
Pembelajaran bahasa
seharusnya mampu meningkatkan tujuan komunkatif. Oleh karena itu, berbicara
seharusnya diajarkan melalui aktifitas yang komunmikatif, seperti: percakapan,
permainan, bermain peran, debat, atau diskusi. Berikut ini contoh
aktivitas-akivitas yang mendukung teori pembelajaran berbicara komunikatif.
1. Pair-share (berpasangan lalu berbagi)
Aktivitas model ini
terdiri dari dua orang. Secara berpasangan siswa dan siswi, siswa dan siswa, atau
siswi dan siswi diajak untuk berbagi ide atau bereksplorasi menjawab
pertanyaan. Tipe grup seperti ini berguna saat melatih mereka untuk berbicara
dan belajar mendengarkan orang lain. Tipe tugas yang cocok utuk kelompok ini adalah
bertukar pikiran mengenai pengalaman pribadi yang ada kaitannya dengan
pelajaran yang disampaikan, berbagai pengalaman pribadi saat mengunjugi tempat
wisata, memeriksa pekerjaan teman.
Keuntungan dari tipe
pengelompokan jenis ini adalah; siswa dan siswi memiliki banyak kesempatan
untuk berbagi dengan rekan satu kelompoknya
dengan leluasa tanpa khawatir oleh gangguan yang biasanya terjadi dalam
kelompok yang besar. Dengan kelompok yang terdiri dari dua orang, siswa dan
siswi dengan kemampuan interpersonal yang sedikit akan merasa nyaman.
2. jigsaw
Dalam kelompok jigsaw ini siswa dan siswi melakukan dua fungsi
sebagai orang yang meneliti (kelompok peneliti) atau mencari jawaban kemudian
setelah mendapatkan jawaban dari pertanyaan kemudian berubah menjadi orang yang
mengajarkan (kelompok ahli). Tipe kelompok jenis ini akan berfungsi dengan baik
apabila guru mempunyai empat atau lima bagian dari sebuah topik untuk diteliti
atau dikaji.
Keuntungan dari
pengelompokan jenis ini adalah dengan memberi Siswa dan Siswi tanggung jawab untuk mengajarkan dan belajar pada saat
bersamaan, mereka sudah memperbaharui kemempuan mereka dalam mengajar dan
meneliti (mencari jawaban). Kemampuan belajar mereka akan terasah dengan model
ini.
3. Split_class
discussion
Guru
membagi kelas menjadi dua kelompok atau lebih, (bisa di campur atau sejenis)
untuk melakukan diskusi. Topik diskusi harus benar-benar menarik agar siswa dan
siswi antusias. Siapkan suatu benda misalnya pulpen, penggaris atau lain
sebagainnya. Kemudian benda tersebut harus diestafetkan ke setiap siswa sambil
menyanyikan sebuah lagu yang bertempokan cepat, apabila seorang siswa
menjatuhkan atau memegang terlalu lama benda tersebut, maka siswa itulah yang
harus berbicara mengenai soal yang diberikan Guru.
Keuntungan
dari tipe pengelompokan jenis ini adalah: seluruh anggota kelas baik laki-laki
maupun perempuan dapat mendengar sudut pandang yang berbeda. Saat mendengarkan
orang lain berbicara baik siswa maupun siswi biasanya langsung mengubah
pendiriannya atau membuat pendapatnya menjadi lebih tajam dan komprehensif.
4. Retrorika dan Berbicara Efektif
Retrorika adalah suatu
bidang ilmu yang mempelajari atau mempersoalkan tentang bagaimana cara
berbicara yang mempunyai daya tarik yang mempesona, sehingga orang yang
mendengarkannya dapat mengerti dan tergugah perasaannya. Retrorika memberi
penekanan kepada kemampuan menggunakan bahasa lisan (berbicara) yang baik
dengan memberikan sentuhan gaya (seni) dalam penyampaiannya dengan tujuan untuk
memikat/menggugah hati pendengarnya dan mengerti serta memahami pesan yang
disampaikannya.
Di samping memiliki
retrorika yang baik, pembicara juga perlu menguasai apa yang disebut berbicara
yang efektif. Berbicara efektif merupakan sarana penyampaian ide kepada orang
atau khalayak secara lisan dengan cara yang mudah dicerna dan dimengerti oleh
pendengarnya. Hal itu dapat terjadi jika pembicaraannya sistematis, benar,
tepat dan tidak berbelit-belit dengan
penggunaan bahasa yang baik dan benar. Pada dasarnya, berbicara efektif pada
kesempatan apapun terdiri atas tiga unsur yaitu: pembukaan, isi atau
permasalahan, dan penutup.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Berbicara
adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan, menyatakan atau menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Sebagai batasan dari
batasan ini dapat kita katakan bahwa
berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dan
yang kelihatan (visible) yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot tubuh manusia demi maksud dan
tujuan gagasan-gagasan atau ide-ide yang dikombinasikan.(Tarigan,2008:16)
2. Tujuan
berbicara yaitu:
a. Memberitahukan
dan melaporkan (to inform)
b. Menjamu
dan menghibur (to entertaint)
c. Membujuk,
mengajak, mendesak, dan meyakinkan (to persuade).
3. Fungsi
berbicara yaitu:
a. Fungsi
instrumental
b. Fungsi
pengaturan
c. Fungsi
represantisonal
d. Fungsi
interaksional
e. Fungsi
personal
f. Fungsi
heuristik
g. Fungsi
imajinatif
4. Teori
Berbicara yaitu:
Teori
Berbicara Komunikatif, meliputi:
a. Pair-share
(berpapasan lalu berbagi)
b. Jigsaw
c. Split-class
discussion
d. Retrorika dan Berbicara efektif
DAFTAR PUSTAKA
Tarigan,
Henry Guntur.2008.”Berbicara Sebagai
Suatu Keterampilan Berbahasa”.Bandung.Angkasa
Dra.Maidar,
dkk. 1986.”Berbicara II”. Jakarta.
Karunika